Tortor Sombah, Tarian Khas Simalungun untuk Menyambut Raja

 

Salah satu kebudayaan khas batak khususnya budaya Simalungun, terdapat satu jenis tari-tarian yang sangat sering digunakan ketika sedang ada acara-acara yang berkaitan dengan adat dan tradisi Simalungun. Tarian ini sering disebut dengan tortor sombah. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai tortor sombah, kalian harus tau dulu apa itu tortor.

Tortor dapat diartikan sebagai tarian. Tortor merupakan tarian seremonial yang disajikan bersaman dengan penyajian musik gondang (Toba), gonrang (Simalungun), gordang (Mandailing).

Tortor lebih pas diartikan sebagai bentuk penyampaian rasa dan ekspresi baik individu maupun kolektif yang muncul pada saat upacara adat maupun ritual lainnya. Sebenarnya tortor tercipta karena adanya upacara kematian, panen, penyembuhan dan pesta muda-mudi.

Tarian khas batak memiliki makna yaitu sebagai penyemangat jiwa, seperti makanan untuk jiwa dan sebagai penghibur. Walaupun secara fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dalam dari gerakan-gerakkannya menunjukkan bahwa tortor adalah sebuah media komunikasi, dimana melalui gerak-gerakkan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara.

Tortor Sombah merupakan tarian yang dipersembahkan untuk menyambut raja ataupun menyambut tamu dan kerabat dekat yang diiringi dengan gendang, tarian ini dapat dianggap sebagai penghormatan bagi tamu maupun rombongannya.


Bila tortor ini selesai diperlihatkan baru yang lain dapat menarikan sesuatu tarian yang diingininya. Tortor sombah ini telah lama hidup di tengah-tengah masyarakat dengan istilah “sembah”.

Secara umum, posisi menyembah ini diperlihatkan dua lakon:

1) badan berdiri dengan posisi kepala menunduk (unduk), telapak tangan terbuka dan dirapatkan serta di taruh di depan wajah yang menunduk serta badan (torso) sedikit condong (membungkuk ke depan), 2) badan membungkuk total, kedua telapak tangan terbuka dan ditaruh di depan kepala serta kepala menunduk sehingga lakon yang tampak cenderung “seolah-olah mencium” tanah.

Perkembangan Tortor Sombah

Sejak tahun 1997, tarian ini telah banyak mengalami perkembangan. Tortor sombah awalnya berfungsi sebagai tarian upacara penghormatan kepada Raja, kemudian sebagai penghormatan kepada tamu dan saat ini lebih banyak ditarikan pada kegiatan budaya, seperti rondang bittang, marsombuh sihol, marhajabuan dan kematian.

Perkembangan lainnya juga terlihat dari tempat biasa tortor sombah ditampilkan. Tortor sombah dahulunya sering dipentaskan di lapangan, kemudian lebih sering ditampilkan di panggung pertunjukkan.

Perkembangan juga terjadi pada para penari, dulunya sering ditarikan secara tunggal menjadi berpasangan, lalu menjadi berkelompok. Setelah itu tortor ini  juga mengalami perkembangan sesuai dengan jumlah penarinya.

Hal yang sama terjadi dalam hal busana penari mengalami perkembangan. Zaman dahulu para penari tortor sombah dalam penampilannya sering menggunakan baju tradisional Simalungun, namun saat sekarang sudah menggunakan busana Simalungun yang di modifikasi atau modern.


Posting Komentar

0 Komentar