Gorga Batak, Motif Batik Asli Suku Batak

Batik dapat ditemukan tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga di Sumatera. Masyarakat Batak Sumatera Utara adalah salah satunya. Banyak orang mengatakan bahwa batak tidak memiliki batik tetapi hanya ulos. Sedangkan masyarakat suku Batak menggunakan ulos hanya untuk keperluan yang penting saja seperti untuk menghadiri acara adat atau pernikahan.

Batik Gorga lahir dari kreativitas suku Batak sejak tahun 2000. Kain ini seperti kain batik biasanya, tetapi motifnya seperti menyerupai motif ulos. Gorga ini biasanya dapat ditemukan pada bagian eksterior rumah adat Batak seperti rumah Bolon dan juga tidak jarang terdapat pada alat musik Batak.

Biasanya Gorga Batak merupakan seni ukir atau seni pahat tradisional yang khas suku Batak dan biasa ditemukan pada dinding atau bagian tertentu di rumah adat Batak. Gorga Batak kemudian berkembang menjadi seni lukis dan batik seiring dengan berjalannya waktu.


Media yang digunakan untuk menerapkan seni Gorga menjadi semakin beragam, mulai dari batu, kayu, bambu, kertas hingga kain. Seni Gorga masih diterapkan sampai sekarang pada media gipsum. Ornamen Gorga Batak juga banyak ditemukan pada media selain rumah adat Batak. Media yang dimaksud di sini adalah benda pusaka, benda-benda bersejarah, atau alat-alat kesenian Batak.

Menurut cerita yang dikutip dari jurnal Siburian, Gorga yang pertama kali merupakan hadiah pusaka yang diberikan kepada si Raja Batak oleh Debata Mulajadi Na Bolon, dan kemudian setelah kematiannya, Gorga diwariskan kepada anaknya sebagai tanda kasih sayang. Gorga dipercaya memiliki kemampuan atau kekuatan magis yang menjaga dan melindungi pemiliknya. Gorga juga dipercaya oleh orang Batak dapat menjauhkan marabahaya dari seisi rumah.

Salah satu keunikan dari Gorga Batak adalah warna khasnya yang hampir tak pernah hilang. Warna khas Gorga Batak terdiri dari tiga warna yaitu merah, putih dan hitam. Ketiga warna khas ini diterapkan pada kesenian Gorga Batak yang dilandasi falsafah ‘ragi kehidupan’. Merah melambangkan keberanian dan kekuatan, hitam melambangkan kebijaksanaan dan kepemimpinan, dan putih melambangkan kejujuran dan kemurnian.


Dari sudut pandang lain, tiga warna khas batak yang terdapat pada kesenian Gorga Batak juga merupakan representasi dari devata na tol seperti batara guru, soli soharipan dan bara blan. Pembahasan debat Na Tol dapat dilihat pada artikel “Ugamo Malim: Agama dan Keyakinan Suku Batak”.

Kreativitas orang Batak memang tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Ulos yang sebelumnya terbatas hanya pada acara sakral dan tradisional diubah untuk menciptakan karya baru ini. Kecuali jika ulos tidak dikreasikan menjadi hal yang baru dengan mengikuti perkembangan jaman, maka bisa saja menjadi terlupakan seiring dengan berjalannya waktu.

Kehadiran Batik Gorga membuat budaya Batak tetap hidup karena penggunaannya agak kasual meski motifnya mengikuti motif dari ulos. Batik Gorga ini bisa dipakai untuk bekerja, beribadah atau bahkan acara resmi. Produk ini populer tidak hanya untuk orang Batak tetapi juga untuk dipakai di seluruh Indonesia. Batik Gorga merupakan kebanggaan masyarakat Batak.

Posting Komentar

0 Komentar