Yuk Mengulik Makna Parjambaran Dalam Adat Batak

Pada dasarnya setiap suku memiliki kebiasaan adat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka terdahulu. Contohnya adat Batak, di mana pada saat ada acara suka maupun duka selalu menyediakan Parjambaran.

Parjambaran tersebut biasanya dilaksanakan dengan memotong seekor ternak lembu (Sigagat duhut) ataupun ternak babi (Namarmiak).

Nah, bentuk dari Parjambaran ini sendiri terdiri dari ulu, ihur, soit, aliang (Gonggoman), hangkam dan ada juga sebagian yang menambahkan ataupun membuatkan rusuk martorus, sehingga memang ada beberapa tambahan yang tergantung daerahnya serta adatnya.

Ingin tahu lebih dalam mengenai Parjambaran di adat Batak? Yaudah sini, kami akan membahas mengenai Parjambaran di ulasan berikut ini!

Arti Jambar adalah bagian. Dalam acara adat Batak baik itu pesta pernikahan, meninggal dunia dengan status sari matua hingga saur matua, melahirkan, merayakan tujuh bulanan, naik sidi bahkan acara syukuran kelulusan wisuda sering kita dengar istilah jambar.

Pada umumnya yang berhak menerima jambar sudah ditentukan sebelumnya agar tidak terjadi salah paham.

Adapun orang yang berhak menerima jambar ini, yakni:

- Tulang (paman), dalam tradisi Batak Toba tulang adalah yang kasta tertinggi bahkan melebihi orang tua sendiri. Peran tulang sangat vital dalam setiap acara apapun diadat Batak, sebagai orang batak yang beradat harus sopan pada tulang.

Dalam kepercayaan Batak, berkat dari tulang itu melebihi berkat dari orang tua kita sendiri. Istilah yang sering di dengar "Pasu-pasu ni tulang i satonga langit" yang memiliki arti "Berkat dari tulang itu setengah langit."

Hula-hula (orang tua istri), Hula-hula juga memiliki peran penting di setiap acara Batak sama dengan tulang. Hula-hula ini juga bakal jadi tulang jika sudah sudah memiliki anak. Artinya anak kita akan memanggil tulang kesetip marga orang tua istri kita.

Hula-hula bersaudara yang artinya saudara kandung laki-laki dari Siahaan tadi, atau bapak uda/tua dari sianak.

Hula-hula naposo yang artinya jika saudara laki-laki dari anak sebelumnya sudah ada yang menikah, jika belum ada maka Hula-hula naposo ditiadakan.

Dongan tubu (satu marga), boru, bere, ibebere

Huria gereja yang memberkati

Natua-tua ni huta (raja huta)

Kongsi Serikat Tolong Menolong (STM)

Punguan marga jika ada

Tetangga samping kiri, kanan rumah

Parhobas

Pemerintah setempat

Nah sobat blog, itulah seputar penjelasan mengenai parjambaroan pada adat Batak Toba yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat.


Posting Komentar

0 Komentar