Sejarah Marga Sianturi

Hai sobat blog…

Buat kamu yang mempunyai suku batak, pasti pernah mendengar marga Sianturi sebelumnya bukan? Atau itu merupakan marga sobat blog saat ini?

Untuk yang belum mengetahui, sebelumnya marga Sianturi berasal dari Muara, Tapanuli Utara. Marga yang satu ini merupakan anak kedua dari pasangan Simatupang dan boru Sipaettua.

Kedua pasangan tersebut memiliki 3 anak laki-laki yakni Togatorop, Sianturi dan Siburian dan 2 anak perempuan Nai Mangiring Omas (menikah dengan Raja Hasibuan) dan Nai Pinggan Matio. 

1. Keturunan Marga Sianturi

Toga Sianturi (sundut 6 dari Si Raja Batak) menikah dengan Anian Nauli boru Manurung (sundut 2 dari Toga Manurung) dan melahirkan dua anak laki-laki yaitu:

- Simagondang: Menikah dengan boru Napitupulu dan melahirkan dua anak laki-laki yaitu Siharinuan dan Siata/Silala Lasiak/Buttu Sabungan.

- Simataniari: Menikah dengan boru Hutahaean dan melahirkan 2 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Adapun anak perempuannyanya yaitu Anting Haomasan dan Naulosan. Untuk anak laki-laki

Untuk Simangonding tidak memiliki tugu, namun Simataniari punya. Tugu tersebut terletak di Lobutolong, Paranginan (dibangun tahun 1921).

Disitu tertulis Raja Simataniari Sianturi dan isterinya Sonta Oloan boru Hutahaeanmelahirkan 2 anak laki-laki yaitu Baginda Malim dan Tunggul Ni Dolok.

2. Tarombo Manurung and hubungannya dengan marga Sianturi

Taromobo manurung sendiri merupakan hal yang penting untuk melengkapi tarombo Sianturi. Dari gambar di atas bisa diihat, Toga Manurung mempunyai 3 anak laki-laki yaitu Manurung Hutagurgur, Manurung Hutagaol, Manurung Simanoroni.

Toga Manurung juga memiliki 2 anak perempuan selain 3 anak laki-laki di atas, yaitu:

- Pintahaomasan menikah dengan Raja Tambun dan melahirkan 3 anak laki-laki:  Tambun Mulia, Tambun Saribu dan Tambun Marbun

- Anian Nauli menikah dengan Raja Sianturi dan melahirkan 2 anak laki-laki:  Simangonding dan Simataniari.

3. Kontroversi Sianturi Lumban Gambiri

Pada tahun 1963, mulai muncul adanya kontroversi publik tentang munculnya Sianturi Lumban Gambiri. Tahun itu dipilih di Paranginan pengurus Simataniari untuk Pesta Tugu Simataniari yang didirikan di Lobutolong pada tahun 1921.

Tahun 1963, dari keturunan Baginda Malim terpilih menjadi Kepala Kampung Natan dan Wakil Ketua S.K. Sianturi yang merupakan keturunan dari Tunggul ni Dolok.

Perselisihan terjadi pada saat itu antara tiap keturunan yang menjabat sebagai ketua pengurus Pesta Tugu Simataniari pada saat itu semakin melebar hingga 1978, dan berakhir dengan sebagian dari keturunan Tunggul Ni Dolok menamakan diri mereka Sianturi Lumban Gambiri.

Adapun urutan dari tarombo Sianturi Lumban Gambiri yaitu :

- Simangonding

- Lumban Gambiri

- Simataniari

Tunggul Ni Dolok pada awalnya merupakan anak kedua dari Simataniari ditulis sebagai anak tunggal dari Lumban Gambiri. Istri Lumban Gambiri ditulis bernama Pittauli boru Manurung Patubamban di tarombo baru Sianturi Lumban Gambiri.

Banyak kemustahilan yang terdapat pada Tarombo resmi dari Sianturi Lumban Gambiri, yaitu:

1. Lumban Gambiri tidak tercatat sebagai anak dari Anian Nauli boru Manurung di Tarombo Toga Manurung.

2. Isteri dari Lumban Gambiri menurut Tarombo Sianturi Lumban Gambiri adalah Pittauli boru Manurung Patubamban.

3. Tarombo Manurung juga menulis tidak ada boru Manurung sundut 3 yang menikah dengan marga Sianturi.

4. Tarombo Sianturi Lumban Gambiri menulis isteri Simangonding adalah boru Manurung juga, padahal Simangonding menikah dengan boru Napitupulu.

5. Tarombo Simataniari menulis anak Tunggul Ni Dolok adalah Ompu Sumorang dan Datu Buntur.

Nah, itu dia beberapa penjelasan Tarombo Marga Sianturi. Semoga artikel ini membantu, ya.

Posting Komentar

0 Komentar